Pengaruh APEC (Aisa Pasific Economi Cooperation) Terhadap Perkembangan Perekonomian
di Indonesia dan Australia
Oleh
: Hellen Mandasari
Abstrak
Masuknya globalisasi diberbagai negara
membuat persaiangan antar negara semakin pesat dan perkembang. Persaingan yang
ketat dapat menimbulkan berbagai permasalahan di setiap negaranya, baik itu
berasal di bidang politik, pertahanan, keamanan, ekonomi, sosial dan budaya.
Oleh karena itu perlunya suatu pembentukan kerjasama yang baik antar negara dalam satu kawasan
atau negara kawasan lainnya. Melalui pembentukan APEC, antar negara kawasan Asia Pasifik
dapat melakukan berbagai bentuk kerjasama, misalnya kerjasama di bidang
perekonomian yang berpedoman pada politik luar negeri masing-masing.
Begitu pula dengan Indonesia yang memiliki prinsip bebas aktif. Untuk
mewujudkan hal tersebut, maka Indonesia menjalin hubungan kerjasama
perekonomian dengan negara Australia. Tujuan dilakukannya kerjasama perekonomian perdagangan
yaitu untuk membebaskan bangsa-bangsa di dunia dari kemiskinan, kelaparan, dan
kebodohan, membebaskan bangsa-bangsa dari permasalahan perekonomian, memajukan perdagangan,
dan pembangunan di negara-negara yang sedang berkembang.
Kata
Kunci : APEC, globalisasi, prinsip bebas
aktif, kawasan Asia Pasifik, kerjasama
perekonomian
Pendahuluan
Maraknya era globalisasi membuat
persaingan antar negara semakin ketat dan berkembang pesat. Persaingan yang
ketat dapat memberikan berbagai
permasalahan yang terjadi disetiap negara. Permasalahan dapat terjadi
dalam berbagai bidang, seperti politik, pertahanan, keamanan, ekonomi, sosial
dan budaya. Awalnya, permasalahan berasal dari bidang pertahanan
dan keamanan, akan tetapi mulai tergantikan pada permasalahan di bidang ekonomi
dan perdagangan.
Perubahan
permasalahan inilah yang menimbulkan pemikiran baru, untuk melakukan pembentukan kerjasama yang baik
antar negara dalam satu kawasan atau negara kawasan lainnya. Kerjasama
merupakan bentuk hubungan yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rakyat dan kepentingan negara-negara di
dunia. Salah satunya yaitu bentuk kerjasama di bidang perekonomian yang
berpedoman pada politik luar negeri masing-masing. Adapun bentuk lembaga kerjasama
dalam bidang perekonomian yaitu lembaga APEC (Asia
Pasific Economic Cooperative).
APEC merupakan bentuk kerjasama
regional yang bersifat terbuka, bebas, informal, tidak mengikat, dan tetap
berjalan searah dengan aturan WTO (World Trade Organization). APEC yang berdiri
tahun 1989, dapat memberikan pertumbuhan di bidang perekonomian dan kemakmuran
yang tinggi bagi komunitas Asia Pasifik. Perdagangan maupun investasi yang
bebas dan terbuka, dapat memberikan dampak yang baik bagi pertumbuhan
perekonomian.
Kerjasama
APEC yang kompleks, dapat memberikan perubahan besar pada pola perdagangan dan
investasi, arus keuangan dan teknologi, serta perbedaan keunggulan komparatif,
sehingga diperlukan konsultasi dan kerja sama intra-regional. Adanya suatu kebijakan dalam kerjasama
ekonomi antar negara, APEC berusaha menciptakan lingkungan yang aman dan
efisien dalam bidang perekonomian perdagangan, baik itu berupa barang maupun
jasa yang melintasi batas negara dikawasan Asia Pasifik. APEC juga menanamkan
tiga pilarnya dalam kerjasama antar
kawasan Asia Pasifik yaitu liberalisasi perdagangan dan investasi, fasilitasi
bisnis, serta kerjasama ekonomi dan teknik.
Di suatu
negara, untuk menjalankan politik luar negerinya pasti menginginkan agar
kepentingan nasional negaranya dapat tercapai dengan baik. Begitu pula dengan
Indonesia yang memiliki prinsip bebas aktif. Bebas artinya tidak terikat oleh
suatu ideologi atau politik negara asing atau blok negara-negara tertentu, atau
negara-negara adikuasa (super power), sedangkan aktif artinya mengembangkan
kebebasan persahabatan dan kerjasama internasional dengan menghormati
kedaulatan negara lain dalam menjalankan politik luar negerinya.
Untuk
mewujudkan hal tersebut, maka Indonesia menjalin hubungan kerjasama baik dalam
wilayah regional maupun wilayah internasional. Indonesia melakukan bentuk
kerjasama regional di bidang perekeonomian perdagangan bersama negara
Australia. Selain itu, alasan negara Indonesia memilih
Australia, karena keduanya memiliki hubungan yang baik, letak geografis antara
Indonesia dan Australia sangat strategis, memiliki SDM yang tinggi, serta masih
dalam satu kawasan.
Pembahasan
APEC merupakan bentuk kerjasama
regional yang bersifat terbuka, bebas, informal, tidak mengikat, dan tetap
berjalan searah dengan aturan WTO (World Trade Organization). Perspektif
sejarah perjalanan APEC banyak memberikan hal positif di bidang perekonomian
kawasan Asia Pasifik, namun bukan berarti tantangan perekonomian sudah
ditaklukkan oleh lembaga APEC.
Kerjasama APEC yang kompleks, dapat
memberikan perubahan besar pada pola perdagangan dan investasi, arus keuangan
dan teknologi, serta perbedaan keunggulan komparatif. Selain itu, APEC juga berusaha
dalam menciptakan lingkungan yang aman dan efisien dalam bidang perekonomian
perdagangan, baik itu berupa barang maupun jasa yang melintasi batas negara
dikawasan Asia Pasifik
Menurut
Alternate SOM Leader APEC, Dubes Wahid Supriyadi dalam pengamatannya,
mengamukakan bahwa Indonesia banyak mengalami kemajuan dalam perekonomiannya,
misalnya di tahun 1989, ekspor yang dilakukan oleh Indonesia mencapai 18,5
miliyar dolar Amerika, atau sekitar 85% dari total biaya keseluruhan ekspor
Indonesia di seluruh dunia. Pada tahun 2011, ekspor Indonesia mencapai 150,8
miliyar dolar Amerika atau 75% dari total biaya keseluruhan ekspor Indonesia di
seluruh dunia. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa terjadinya peningkatan dalam kerjasama
perekonomian APEC sebesar 8 kali lipat selama 22 tahun. adapun produk-produk
ekspor unggulan Indonesia diantaranya minyak bumi dan gas alam (41%), karet
(6.5%), elektronik (5.7%) dan produk hewan (5.1%).
Sementara,menurut
data UN COMTRADE Staistic, dari 10 produk yang di ekspor, Indonesia telah
berhasil mengakumulasi nilai perdagangan sebesar 159 milyar dolar di
tahun.2011. Berdasarkan perolehan data, nilai total perdagangan anggota APEC
meningkat 6.4 kali lipat atau sebesar 19.7 triliun US dolar dari tahun 1989
hingga 2011. Selain itu perdagangan dengan seluruh dunia, juga berkembang
secara drastis, yaitu sebesar 5.8% dalam jangka waktu yang sama.
Selain
bidang perekonomian perdagangan, investasi yang dilakukan Indonesia juga meraih
banyak keberhasilan. Salah satunya, lima negara investor terbesar di Indonesia
merupakan negara maju yang memiliki ketertarikan khusus terhadap laju
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di Indonesia. Negara-negara tersebut ialah
Singapura, Jepang, Korea Selatan, Inggris, dan Amerika Serikat. Dubes berkata
bahwa, “Tahun ke tahun APEC selalu menghasilkan kerjasama perekonomian yang
positif’.
APEC
menggunakan tiga pilar utama dalam kerjasama regionalnya di bidang perekonomian
perdagangan sebagai hasil dari pencapaian tujuannya. Adapun tiga pilar
kerjasama APEC, diantaranya sebagai berikut:
a. Liberalisasi
Perdagangan dan Investasi
Pilar ini
menjelaskan bahwa untuk mengurangi dan menghapuskan biaya transaksi, maka
diperlukannya pasar sebagai peningkatan perdagangan dan investasi antar kawasan
Asia Pasifik.
b. Fasilitasi bisnis
Fasilitasi
bisnis memfokuskan kegiatan pada upaya untuk mengurangi biaya transaksi,
meningkatkan akses informasi perekonomian perdagangan, memaksimalkan pemanfaatan
dari teknologi komunikasi dan informasi serta menyesuaikan kebijakan mengenai
strategi bisnis dengan tujuan agar pertumbuhan mencapai keterbukaan perdagangan
dan investasi.
c. Kerjasama Ekonomi dan Teknik
ECOTECH
dapat memberikan kesempatan pada anggota ekonomi APEC untuk meningkatkan kapasitasnya
melalui pelatihan dan kerjasama sehingga mampu menarik manfaat
dari perdagangan dunia dan perekonomian baru. Hasil dari ketiga pilar
tersebut akan memperkuat ekonomi anggota APEC melalui pemanfaatan maksimal
sumber daya dan meningkatkan efisiens.
Berdasarkan data yang diperoleh, 10
tahun terakhir, anggota ekonomi APEC telah menghasilkan 70% dari pertumbuhan
ekonomi global. Dalam hal ini, kawasan Asia Pasifik secara konsisten telah
menunjukan keunggulan atas kawasan lainnya bahkan dalam asa krisis keuangan di
Asia. Secara bersama-sama anggota APEC, telah berusaha mempertahankan
pertumbuhan perekonomian dan tetap menjaga komitmen dalam membuka perdagangan,
investasi maupun melakukan reformasi ekonomi. Gambaran perolehan data dalam 10
tahun pertama, ekspor APEC meningkat 113% atau mencapai 2,5 triliun US dolar.
Penanaman modal asing meningkat 210% secara keseluruhan, sedangkan di ekonoi berkembang
meningkat 475%.
Adapun manfaat bagi masyarakat Asia
Pasifik yang diperoleh dalam pelaksanaan kerjasama regional melalui lembaga
APEC, yaitu :
a. Meningkatnya kesempatan kerja dan
program pelatihan,
b. Jaring pengaman social semakin baik,
dan
c. Menurunnya angka kemiskinin.
Munculnya suatu ekonomi yang lebih
kompetitif membantu menurunkan tingkat harga barang dan jasa yang dibutuhkan
sehari-hari. Dalam 10 tahun sejak berdirinya APEC, telah tercipta kesempatan
kerja sebanyak 195 juta dikawasan APEC, dimana 174 juta diantaranya merupakan anggota
ekonomi dari negara berkembang.
Firmanzah dalam perbincangan di
Jakarta, mengemukakan bahwa, “Sebagai kawasan yang menguasai 56% GDP (PPP)
dunia pada akhir 2012, pertemuan APEC-CEO summit pada KTT di Bali diharapkan
mampu mendorong perdagangan dan investasi kawasan sebagai upaya pemulihan
global sekaligus penopang pertumbuhan dunia”.
Guru Besar Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia itu menyebutkan, APEC CEO Summit 2013 yang mengangkat
tema “Towards Resilience and Growth: Reshaping for Global Economy”
diagendakan membahas sejumlah program pembangunan kawasan dan peluang kerjasama
yang dapat ditawarkan kepada swasta untuk mendorong penguatan kawasan. Kerjasama
dan kemitraan strategis pemerintah bersama swasta diharapkan dapat
mendorong berbagai agenda pembangunan infrastuktur dan industri di kawasan Asia
Pasifik.
Interaksi-interaksi yang terjadi di
suatu negara dapat dilihat dari beberapa aspek, diantaranya :
a. Melihat tipe dan pola utama dalam berinteraksi.
b. Melihat penitikberattan hubungan
kerjasama baik di bidang ekonomi, militer, pertahanan, socsal dan budaya.
c. Melihat semangat yang menjadi
landasan dalam melakukan kerjasama antar negara.
d. Mengukur besar hubungan/interaksi
dalam setiap kelompok negara.
Di
suatu negara, untuk menjalankan politik luar negerinya pasti menginginkan agar
kepentingan nasional negaranya dapat tercapai dengan baik. Begitu pula dengan
Indonesia yang memiliki prinsip bebas aktif. Untuk mewujudkan hal tersebut,
maka Indonesia melakukan bentuk kerjasama regional di bidang perekeonomian
perdagangan bersama negara Australia.
Awal
mula hubungan Indonesia dan Australia terjadi karena Australia merupakan salah
satu negara barat yang simaptik terhadap perjuangan Indonesia yang ingin lepas
dari belenggu penjajahan dan mencapai suatu kemerdekaan.
Ketegangan hubungan kedua
negara ini terjadi ketika Australia menolak cara Indonesia yang melakukan
kekerasan dalam menduduki wilayah Timor Timur, serta adanya penyebaran berita tentang usaha keluarga
Soeharto. Namun setelah Ali Alatas menjadi Menteri Luar Negeri, hubungan
Indonesia dan Australia berubah menjadi baik kembali. Hal ini disebabkan adanya
hubungan pribadi yang baik antara Alatas dengan beberapa pemimpin Australia,
terutama Menlu Gareth Evans.
Para Menteri Australia
mulai berkunjung lagi ke Indonesia yang kemudian dibalas dengan kunjungan
Kepala Staf Angkatan Darat Indonesia ke Australia. Namun, pada bulan November
1991, peristiwa Timor Timur kembali muncul ketika pembantaian besar-besaran
masyarakat Timor Timur oleh oknum-oknum Indonesia yang menyebabkan hubungan
kedua negara bersitegang kembali. Perdana Menteri Australia Paul Keating,
berkeinginan untuk memperbaiki hubungan Indonesia dan Australia yang ditandai
dengan kunjungan beliau untuk menbicarakan pembentukan “suatu dasar yang kuat
bagi kedua negara”. Pada akhirnya, Australia menandatangi perjanjian keamanan
dengan Indonesia, dan sepakat bahwa kedua negara akan berkonsultasi secara
teratur mengenai masalah keamanan bersama dan untuk mendorong kerjasama
keamanan.
Indonesia memandang
Australia sebagai mitra strategis dalam menjalankan hubungan kerjasama serta
memiliki kekuatan, tantangan dan komitmen baru kedua negara untuk bekerja lebih
erat, baik pada tataran bilateral, regional maupun global. Kerja sama yang
terjalin antara Pemerintah Australia-Indonesia semakin meningkat.
Di bidang
pertahanan keamanan Australia dan Indonesia membuat Perjanjian Pertahanan
Keamanan. Perjanjian tersebut dibuat karena kedua negara ingin memperkuat
persahabatan yang ada di antara keduanya. Perjanjian itu juga mengakui
pentingnya jaminan perdamaian dan stabilitas kawasan sebagai cara untuk
menjamin adanya pembangunan ekonomi dan kesejahteraan bagi kedua negara.
Di bidang perekonomian
Indonesia dan Australia dengan gembira mengumumkan kesepakatan untuk memulai
negosiasi Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia
(IA-CEPA). Dalam menanggulangi tantangan masalah penyelundupan manusia dan
perdagangan yang kompleks, Indonesia dan Australia menegaskan kembali komitmen
untuk bekerjasama lebih erat dalam kerangka Bali Process, dan secara bilateral
dalam kerangka Traktat Lombok.
Bentuk
kerjasama perekonomian perdagangan yang dapat dilakukan antara
Indonesia-Australia yaitu pertukaran sarana prasarana, perdagangan bebas,
faktor–faktor produksi, dan lain sebagainya. Adapun penyebab kerja sama dari
kedua negara tersebut, yaitu adanya perbedaan sumberdaya alam, perbedaan iklim
dan kesuburan tanah, perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan perbedaan
ideologi.
Tujuan
dilakukannya kerjasama perekonomian perdagangan yaitu untuk membebaskan
bangsa-bangsa di dunia dari kemiskinan, kelaparan, dan kebodohan, membebaskan
bangsa-bangsa dari permasalahan perekonomian, memajukan perdagangan, dan pembangunan
di negara-negara yang sedang berkembang.
Kerjasama yang dilakukan
oleh kedua negara ini, memberikan dampak perubahan perekonomian negara yang
semakin baik. Selain adanya lembaga APEC yang menjadi acuan dalam kerjasama
dibidang perekonomian, ternyata Sumber Daya Manusia (SDM) juga menjadi faktor
penting dalam sistem kerjasama perdagangan antara Indonesia dan Australia.
Kesimpulan
Kerjasama ekonomi dalam suatu
lembaga APEC dapat memberikan dampak positif bagi antar negara kawasan Asia
Pasifik. Seperti halnya negara Indonesia yang melakukan kerja sama perekonomian
perdagangan, seperti pertukaran sarana prasarana, faktor – faktor produksi, dan
lain sebagainya. Penyebab kerja sama antarnegara antara lain karena adanya
perbedaan sumberdaya alam, perbedaan iklim dan kesuburan tanah, perbedaan ilmu
pengetahuan danteknologi, dan perbedaan ideologi.
Adapun
tujuan dilakukannya kerjasama ekonomi internasional adalah untuk membebaskan
bangsa-bangsa di dunia dari kemiskinan, kelaparan, dan kebodohan, membebaskan
bangsa-bangsa dari permasalahan perekonomian, memajukan perdagangan, dan pembangunan
di negara-negara yang sedang berkembang.
Daftar Pustaka
Effendi, S. 2003. Pengelolaan
Perguruan Tinggi Menghadapi Tantangan Global. Jakarta :
PT Rieneka Cipta.
Tambunan, T T.H. 2003. Perekonomian
Indonesia: Beberapa Masalah Penting. Jakarta : Ghalia Indonesia
https://karyailmiah36.wordpress.com/2013/10/25/arti-penting-apec-2013-terhadap-perkembangan-ekonomi-global/ (diakses pada tanggal 17 April 2016)
Deliarnov. 2012. Perkembangan
Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Rajawali Pers.
Is Coin Casino Safe or Scam? - CasinoWow
BalasHapusIs Coin Casino Safe 인카지노 or Scam? The CasinoWow 1xbet korean Casino review takes a look at Coin Casino, its user experience, payment septcasino methods and payout