Rabu, 20 April 2016

Pengaruh APEC (Aisa Pasific Economi Cooperation) Terhadap Perkembangan Perekonomian di Indonesia dan Australia



Pengaruh APEC (Aisa Pasific Economi Cooperation) Terhadap Perkembangan Perekonomian di Indonesia dan Australia
Oleh : Hellen Mandasari

Abstrak
Masuknya globalisasi diberbagai negara membuat persaiangan antar negara semakin pesat dan perkembang. Persaingan yang ketat dapat menimbulkan berbagai permasalahan di setiap negaranya, baik itu berasal di bidang politik, pertahanan, keamanan, ekonomi, sosial dan budaya. Oleh karena itu perlunya suatu pembentukan kerjasama yang baik antar negara dalam satu kawasan atau negara kawasan lainnya. Melalui pembentukan APEC, antar negara kawasan Asia Pasifik dapat melakukan berbagai bentuk kerjasama, misalnya kerjasama di bidang perekonomian yang berpedoman pada politik luar negeri masing-masing. Begitu pula dengan Indonesia yang memiliki prinsip bebas aktif. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka Indonesia menjalin hubungan kerjasama perekonomian dengan negara Australia. Tujuan dilakukannya kerjasama perekonomian perdagangan yaitu untuk membebaskan bangsa-bangsa di dunia dari kemiskinan, kelaparan, dan kebodohan, membebaskan bangsa-bangsa dari permasalahan perekonomian, memajukan perdagangan, dan pembangunan di negara-negara yang sedang berkembang.  
Kata Kunci :  APEC, globalisasi, prinsip bebas aktif, kawasan Asia Pasifik, kerjasama
 perekonomian


Pendahuluan
Maraknya era globalisasi membuat persaingan antar negara semakin ketat dan berkembang pesat. Persaingan yang ketat dapat memberikan berbagai  permasalahan yang terjadi disetiap negara. Permasalahan dapat terjadi dalam berbagai bidang, seperti politik, pertahanan, keamanan, ekonomi, sosial dan budaya. Awalnya, permasalahan berasal dari bidang pertahanan dan keamanan, akan tetapi mulai tergantikan pada permasalahan di bidang ekonomi dan perdagangan.
Perubahan permasalahan inilah yang menimbulkan pemikiran baru, untuk melakukan pembentukan kerjasama yang baik antar negara dalam satu kawasan atau negara kawasan lainnya. Kerjasama merupakan bentuk hubungan yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rakyat dan kepentingan negara-negara di dunia. Salah satunya yaitu bentuk kerjasama di bidang perekonomian yang berpedoman pada politik luar negeri masing-masing. Adapun bentuk lembaga kerjasama dalam bidang perekonomian yaitu lembaga  APEC (Asia Pasific Economic Cooperative).
APEC merupakan bentuk kerjasama regional yang bersifat terbuka, bebas, informal, tidak mengikat, dan tetap berjalan searah dengan aturan WTO (World Trade Organization). APEC yang berdiri tahun 1989, dapat memberikan pertumbuhan di bidang perekonomian dan kemakmuran yang tinggi bagi komunitas Asia Pasifik. Perdagangan maupun investasi yang bebas dan terbuka, dapat memberikan dampak yang baik bagi pertumbuhan perekonomian.
Kerjasama APEC yang kompleks, dapat memberikan perubahan besar pada pola perdagangan dan investasi, arus keuangan dan teknologi, serta perbedaan keunggulan komparatif, sehingga diperlukan konsultasi dan kerja sama intra-regional. Adanya suatu kebijakan dalam kerjasama ekonomi antar negara, APEC berusaha menciptakan lingkungan yang aman dan efisien dalam bidang perekonomian perdagangan, baik itu berupa barang maupun jasa yang melintasi batas negara dikawasan Asia Pasifik. APEC juga menanamkan tiga pilarnya dalam kerjasama  antar kawasan Asia Pasifik yaitu liberalisasi perdagangan dan investasi, fasilitasi bisnis, serta kerjasama ekonomi dan teknik.
Di suatu negara, untuk menjalankan politik luar negerinya pasti menginginkan agar kepentingan nasional negaranya dapat tercapai dengan baik. Begitu pula dengan Indonesia yang memiliki prinsip bebas aktif. Bebas artinya tidak terikat oleh suatu ideologi atau politik negara asing atau blok negara-negara tertentu, atau negara-negara adikuasa (super power), sedangkan aktif artinya mengembangkan kebebasan persahabatan dan kerjasama internasional dengan menghormati kedaulatan negara lain dalam menjalankan politik luar negerinya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, maka Indonesia menjalin hubungan kerjasama baik dalam wilayah regional maupun wilayah internasional. Indonesia melakukan bentuk kerjasama regional di bidang perekeonomian perdagangan bersama negara Australia.   Selain itu, alasan negara Indonesia memilih Australia, karena keduanya memiliki hubungan yang baik, letak geografis antara Indonesia dan Australia sangat strategis, memiliki SDM yang tinggi, serta masih dalam satu kawasan.
Pembahasan
APEC merupakan bentuk kerjasama regional yang bersifat terbuka, bebas, informal, tidak mengikat, dan tetap berjalan searah dengan aturan WTO (World Trade Organization). Perspektif sejarah perjalanan APEC banyak memberikan hal positif di bidang perekonomian kawasan Asia Pasifik, namun bukan berarti tantangan perekonomian sudah ditaklukkan oleh lembaga APEC.
Kerjasama APEC yang kompleks, dapat memberikan perubahan besar pada pola perdagangan dan investasi, arus keuangan dan teknologi, serta perbedaan keunggulan komparatif. Selain itu, APEC juga berusaha dalam menciptakan lingkungan yang aman dan efisien dalam bidang perekonomian perdagangan, baik itu berupa barang maupun jasa yang melintasi batas negara dikawasan Asia Pasifik
Menurut Alternate SOM Leader APEC, Dubes Wahid Supriyadi dalam pengamatannya, mengamukakan bahwa Indonesia banyak mengalami kemajuan dalam perekonomiannya, misalnya di tahun 1989, ekspor yang dilakukan oleh Indonesia mencapai 18,5 miliyar dolar Amerika, atau sekitar 85% dari total biaya keseluruhan ekspor Indonesia di seluruh dunia. Pada tahun 2011, ekspor Indonesia mencapai 150,8 miliyar dolar Amerika atau 75% dari total biaya keseluruhan ekspor Indonesia di seluruh dunia. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa terjadinya peningkatan dalam kerjasama perekonomian APEC sebesar 8 kali lipat selama 22 tahun. adapun produk-produk ekspor unggulan Indonesia diantaranya minyak bumi dan gas alam (41%), karet (6.5%), elektronik (5.7%) dan produk hewan (5.1%).
Sementara,menurut data UN COMTRADE Staistic, dari 10 produk yang di ekspor, Indonesia telah berhasil mengakumulasi nilai perdagangan sebesar 159 milyar dolar di tahun.2011. Berdasarkan perolehan data, nilai total perdagangan anggota APEC meningkat 6.4 kali lipat atau sebesar 19.7 triliun US dolar dari tahun 1989 hingga 2011. Selain itu perdagangan dengan seluruh dunia, juga berkembang secara drastis, yaitu sebesar 5.8% dalam jangka waktu yang sama.
Selain bidang perekonomian perdagangan, investasi yang dilakukan Indonesia juga meraih banyak keberhasilan. Salah satunya, lima negara investor terbesar di Indonesia merupakan negara maju yang memiliki ketertarikan khusus terhadap laju pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di Indonesia. Negara-negara tersebut ialah Singapura, Jepang, Korea Selatan, Inggris, dan Amerika Serikat. Dubes berkata bahwa, “Tahun ke tahun APEC selalu menghasilkan kerjasama perekonomian yang positif’.
APEC menggunakan tiga pilar utama dalam kerjasama regionalnya di bidang perekonomian perdagangan sebagai hasil dari pencapaian tujuannya. Adapun tiga pilar kerjasama APEC, diantaranya sebagai berikut:
a.       Liberalisasi Perdagangan dan Investasi  
Pilar ini menjelaskan bahwa untuk mengurangi dan menghapuskan biaya transaksi, maka diperlukannya pasar sebagai peningkatan perdagangan dan investasi antar kawasan Asia Pasifik.
b.      Fasilitasi bisnis
Fasilitasi bisnis memfokuskan kegiatan pada upaya untuk mengurangi biaya transaksi, meningkatkan akses informasi perekonomian perdagangan, memaksimalkan pemanfaatan dari teknologi komunikasi dan informasi serta menyesuaikan kebijakan mengenai strategi bisnis dengan tujuan agar pertumbuhan mencapai keterbukaan perdagangan dan investasi.
c.       Kerjasama Ekonomi dan Teknik
ECOTECH dapat memberikan kesempatan pada anggota ekonomi APEC untuk meningkatkan kapasitasnya melalui pelatihan dan kerjasama sehingga mampu menarik manfaat dari perdagangan dunia dan perekonomian baru. Hasil dari ketiga pilar tersebut akan memperkuat ekonomi anggota APEC melalui pemanfaatan maksimal sumber daya dan meningkatkan efisiens.

Berdasarkan data yang diperoleh, 10 tahun terakhir, anggota ekonomi APEC telah menghasilkan 70% dari pertumbuhan ekonomi global. Dalam hal ini, kawasan Asia Pasifik secara konsisten telah menunjukan keunggulan atas kawasan lainnya bahkan dalam asa krisis keuangan di Asia. Secara bersama-sama anggota APEC, telah berusaha mempertahankan pertumbuhan perekonomian dan tetap menjaga komitmen dalam membuka perdagangan, investasi maupun melakukan reformasi ekonomi. Gambaran perolehan data dalam 10 tahun pertama, ekspor APEC meningkat 113% atau mencapai 2,5 triliun US dolar. Penanaman modal asing meningkat 210%  secara keseluruhan, sedangkan di ekonoi berkembang meningkat 475%.
Adapun manfaat bagi masyarakat Asia Pasifik yang diperoleh dalam pelaksanaan kerjasama regional melalui lembaga APEC, yaitu :
a.       Meningkatnya kesempatan kerja dan program pelatihan,
b.      Jaring pengaman social semakin baik, dan
c.       Menurunnya angka kemiskinin.

Munculnya suatu ekonomi yang lebih kompetitif membantu menurunkan tingkat harga barang dan jasa yang dibutuhkan sehari-hari. Dalam 10 tahun sejak berdirinya APEC, telah tercipta kesempatan kerja sebanyak 195 juta dikawasan APEC, dimana 174 juta diantaranya merupakan anggota ekonomi dari negara berkembang.

Firmanzah dalam perbincangan di Jakarta, mengemukakan bahwa, “Sebagai kawasan yang menguasai 56% GDP (PPP) dunia pada akhir 2012, pertemuan APEC-CEO summit pada KTT di Bali diharapkan mampu mendorong perdagangan dan investasi kawasan sebagai upaya pemulihan global sekaligus penopang pertumbuhan dunia”.

Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu menyebutkan, APEC CEO Summit 2013 yang mengangkat tema “Towards Resilience and Growth: Reshaping for Global Economy” diagendakan membahas sejumlah program pembangunan kawasan dan peluang kerjasama yang dapat ditawarkan kepada swasta untuk mendorong penguatan kawasan. Kerjasama dan kemitraan strategis  pemerintah bersama  swasta diharapkan dapat mendorong berbagai agenda pembangunan infrastuktur dan industri di kawasan Asia Pasifik.

Interaksi-interaksi yang terjadi di suatu negara dapat dilihat dari beberapa aspek, diantaranya :
a.       Melihat tipe dan pola utama dalam berinteraksi.
b.      Melihat penitikberattan hubungan kerjasama baik di bidang ekonomi, militer, pertahanan, socsal dan budaya.
c.       Melihat semangat yang menjadi landasan dalam melakukan kerjasama antar negara.
d.      Mengukur besar hubungan/interaksi dalam setiap kelompok negara.
Di suatu negara, untuk menjalankan politik luar negerinya pasti menginginkan agar kepentingan nasional negaranya dapat tercapai dengan baik. Begitu pula dengan Indonesia yang memiliki prinsip bebas aktif. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka Indonesia melakukan bentuk kerjasama regional di bidang perekeonomian perdagangan bersama negara Australia.  
Awal mula hubungan Indonesia dan Australia terjadi karena Australia merupakan salah satu negara barat yang simaptik terhadap perjuangan Indonesia yang ingin lepas dari belenggu penjajahan dan mencapai suatu kemerdekaan.
Ketegangan hubungan kedua negara ini terjadi ketika Australia menolak cara Indonesia yang melakukan kekerasan dalam menduduki wilayah Timor Timur, serta adanya  penyebaran berita tentang usaha keluarga Soeharto. Namun setelah Ali Alatas menjadi Menteri Luar Negeri, hubungan Indonesia dan Australia berubah menjadi baik kembali. Hal ini disebabkan adanya hubungan pribadi yang baik antara Alatas dengan beberapa pemimpin Australia, terutama Menlu Gareth Evans. 

Para Menteri Australia mulai berkunjung lagi ke Indonesia yang kemudian dibalas dengan kunjungan Kepala Staf Angkatan Darat Indonesia ke Australia. Namun, pada bulan November 1991, peristiwa Timor Timur kembali muncul ketika pembantaian besar-besaran masyarakat Timor Timur oleh oknum-oknum Indonesia yang menyebabkan hubungan kedua negara bersitegang kembali. Perdana Menteri Australia Paul Keating, berkeinginan untuk memperbaiki hubungan Indonesia dan Australia yang ditandai dengan kunjungan beliau untuk menbicarakan pembentukan “suatu dasar yang kuat bagi kedua negara”. Pada akhirnya, Australia menandatangi perjanjian keamanan dengan Indonesia, dan sepakat bahwa kedua negara akan berkonsultasi secara teratur mengenai masalah keamanan bersama dan untuk mendorong kerjasama keamanan.

Indonesia memandang Australia sebagai mitra strategis dalam menjalankan hubungan kerjasama serta memiliki kekuatan, tantangan dan komitmen baru kedua negara untuk bekerja lebih erat, baik pada tataran bilateral, regional maupun global. Kerja sama yang terjalin antara Pemerintah Australia-Indonesia semakin meningkat.

Di bidang pertahanan keamanan Australia dan Indonesia membuat Perjanjian Pertahanan Keamanan. Perjanjian tersebut dibuat karena kedua negara ingin memperkuat persahabatan yang ada di antara keduanya. Perjanjian itu juga mengakui pentingnya jaminan perdamaian dan stabilitas kawasan sebagai cara untuk menjamin adanya pembangunan ekonomi dan kesejahteraan bagi kedua negara. 

Di bidang perekonomian Indonesia dan Australia dengan gembira mengumumkan kesepakatan untuk memulai negosiasi Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA). Dalam menanggulangi tantangan masalah penyelundupan manusia dan perdagangan yang kompleks, Indonesia dan Australia menegaskan kembali komitmen untuk bekerjasama lebih erat dalam kerangka Bali Process, dan secara bilateral dalam kerangka Traktat Lombok.

Bentuk kerjasama perekonomian perdagangan yang dapat dilakukan antara Indonesia-Australia yaitu pertukaran sarana prasarana, perdagangan bebas, faktor–faktor produksi, dan lain sebagainya. Adapun penyebab kerja sama dari kedua negara tersebut, yaitu adanya perbedaan sumberdaya alam, perbedaan iklim dan kesuburan tanah, perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan perbedaan ideologi.

Tujuan dilakukannya kerjasama perekonomian perdagangan yaitu untuk membebaskan bangsa-bangsa di dunia dari kemiskinan, kelaparan, dan kebodohan, membebaskan bangsa-bangsa dari permasalahan perekonomian, memajukan perdagangan, dan pembangunan di negara-negara yang sedang berkembang.  
Kerjasama yang dilakukan oleh kedua negara ini, memberikan dampak perubahan perekonomian negara yang semakin baik. Selain adanya lembaga APEC yang menjadi acuan dalam kerjasama dibidang perekonomian, ternyata Sumber Daya Manusia (SDM) juga menjadi faktor penting dalam sistem kerjasama perdagangan antara Indonesia dan Australia.

Kesimpulan
Kerjasama ekonomi dalam suatu lembaga APEC dapat memberikan dampak positif bagi antar negara kawasan Asia Pasifik. Seperti halnya negara Indonesia yang melakukan kerja sama perekonomian perdagangan, seperti pertukaran sarana prasarana, faktor – faktor produksi, dan lain sebagainya. Penyebab kerja sama antarnegara antara lain karena adanya perbedaan sumberdaya alam, perbedaan iklim dan kesuburan tanah, perbedaan ilmu pengetahuan danteknologi, dan perbedaan ideologi.

Adapun tujuan dilakukannya kerjasama ekonomi internasional adalah untuk membebaskan bangsa-bangsa di dunia dari kemiskinan, kelaparan, dan kebodohan, membebaskan bangsa-bangsa dari permasalahan perekonomian, memajukan perdagangan, dan pembangunan di negara-negara yang sedang berkembang.

Daftar Pustaka
Effendi,  S.  2003.  Pengelolaan  Perguruan Tinggi  Menghadapi  Tantangan  Global. Jakarta : PT Rieneka Cipta.
Tambunan,  T  T.H.  2003. Perekonomian Indonesia: Beberapa  Masalah Penting.  Jakarta : Ghalia Indonesia
Deliarnov. 2012. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Rajawali Pers.



























1 komentar:

  1. Is Coin Casino Safe or Scam? - CasinoWow
    Is Coin Casino Safe 인카지노 or Scam? The CasinoWow 1xbet korean Casino review takes a look at Coin Casino, its user experience, payment septcasino methods and payout

    BalasHapus